Selasa, 18 Desember 2012

Definisi Kecerdasan
          Kecerdasan atau yang biasa dikenal dengan IQ (bahasa inggris: intelligence quotient) adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu.

KECERDASAN SOSIAL
           Harus diakui pengajaran di sekolah saat ini lebih menekankan pada pemikiran kritis yang hanya mengarah pada kecerdasan intektual melaui pengetahuan, kemampuan analisis, kemampuan sintetis namun kurang memberikan perhatian pada kecerdasan emosional dan spiritual yang sangat dibutuhkan dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan.



            Karena itu, tidaklah cukup apabila orang tua mendambakan anak-anaknya menjadi anak yang cerdas, sehat, bermoral,berbudi luhur, ceria, mandiri, dan kreatif hanya menyerahkan kepada sekolah saja. Anak membutuhkan kesempatan lebih luas, seperti bersosialisasi dengan orang lain dan mendapatkan kegiatan untuk mengungkapkan potensi serta kreatifitas salah satunya dengan peningkatan kecerdasan social pada anak.
            Kecerdasan sosial adalah kemampuan dalam mencapai kematangan pada kesadaran berpikir dan bertindak untuk menjalankan peran manusia sebagai makhluk sosial dalam menjalin hubungan dengan lingkungan atau kelompok masyarakat. Jenis kecerdasan ini sangatlah penting dalam menunjang kehidupan bermasyarakat, karena sukses tidaklah identik dengan kemampuan Intelektual Quetiont (IQ), namun ada peran kecerdasan sosial juga.
            Kecerdasan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Pada saat berinteraksi dengan orang lain, seseorang harus dapat memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan teman interaksinya, kemudian memberikan respon yang layak. Hal ini juga yang mendasari kecerdasan sosial, dimana kecerdasan sosial merupakan suatu keterampilan individu dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemudian Thorndike (dalam Goleman, 1995) menambahkan pengertian kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk memahami dan mengatur orang untuk bertindak bijaksana dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

DEFINISI KECERDASAN SOSIAL MENURUT PARA AHLI
            Kecerdasan sosial erat kaitannya dengan kata “sosialisasi.” Suean Robinson Ambron (1981) mengartikan sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing seseorang ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif. (Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, hal.123).
Stephen Jay Could, On Intelligence, Monash University: 1994, menjelaskan bahwa kecerdasan sosial merupakan suatu kemampuan untuk memahami dan mengelola hubungan manusia Kecerdasan ini adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kenyataan apa adanya ini.
Menurut Buzan, kecerdasan sosial adalah ukuran kemampuan diri seseorang dalam pergaulan di masyarakat dan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang-orang di sekeliling atau sekitarnya.
            Anderson, (dalam Safaria, 2005) mengungkapkan konsep kecerdasan sosial diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi saling menguntungkan.

Pengembangan kecerdasan sosial mengandalkan keunggulan pribadi, minimal mencakup emapat bidang :
1.) Membaca mitos dan diversi sosial di masyarakat
2.) Memahami pentingnya pembinaan diri seumur hidup
3.) Mengenal aksi sosial, tuntutan situasi sosial, dan merancang reformasi sosial
4.) Mengembangkan belas kasih dan memerhatikan sesama

Komponen dan Indikator Social Intelligence
a. SI (Social Intelligence) internal
·        Keinginan untuk bersosial dari dalam diri
·        Menjalin hubungan yang baik dengan orang lain
·        Mengorbankan kepentingan diri demi orang lain
b. SI (Social Intelligence) eksternal
·        Adanya pengaruh untuk bersosialisasi
·        Menyelesaikan permasalahan dalam berinteraksi Sosial
·        Bersosial karena adanya faktor yang lain (supaya mendapat sanjungan dan pujian dari orang lain)


Model Kecerdasan Sosial Menurut Para Ahli
              Pada tahun 2005, Karl Albrecht mengusulkan sebuah model social intelligence yang terdiri dari lima elemen kunci yang bisa mengasah kecerdasan sosial kita dalam bukunya : Ilmu Baru Sukses, yaitu “SPACE”.
  1. Kesadaran situasional (situational awareness). Makna dari kesadaran ini adalah sebuah kehendak untuk bisa memahami dan peka terhadap kebutuhan serta hak orang lain. Salah satu contohnya adalah orang yang tanpa dosa mengeluarkan gas di lift yang penuh sesak. Selain itu contoh lainnya adalah orang yang merokok di ruang ber-AC atau merokok dalam kendaraan umum dan menghembuskan asap secara serampangan pada semua orang disekitarnya. Melihat dari contoh-contoh tersebut pastilah orang tersebut bukanlah tipe pribadi yang paham akan makna kesadaran situasional.
 2. Kehadiran/kemampuan membawa diri (presence). Bagaimana etika penampilan Anda, tutur kata dan sapa yang Anda bentangkan, gerak tubuh ketika bicara dan mendengarkan adalah sejumlah aspek yang tercakup dalam elemen ini. Setiap orang pasti akan meninggalkan impresi yang berlainan tentang mutu presense yang dihadirkannya. Anda mungkin bisa mengingat siapa rekan atau atasan Anda yang memiliki kualitas presense yang baik dan mana yang buruk.
3. Keaslian (authenticity). Sinyal dari perilaku kita yang akan membuat orang lain menilai kita sebagai orang yang layak dipercaya (trusted), jujur, terbuka, dan mampu menghadirkan sejumput ketulusan. Elemen ini amat penting sebab hanya dengan aspek inilah kita bisa membentangkan berjejak relasi yang mulia dan bermartabat.
4. Kejelasan (clarity). Aspek ini menjelaskan sejauh mana kita dibekali kemampuan untuk menyampaikan gagasan dan ide kita secara renyah nan persuasif sehingga orang lain bisa menerimanya dengan tangan terbuka. Seringkali kita memiliki gagasan yang baik, namun gagal mengkomunikasikannya secara baik sehingga atasan atau rekan kerja kita tidak berhasil diyakinkan. Kecerdasan sosial yang produktif barangkali memang hanya akan bisa dibangun dengan indah manakala kita mampu mengartikulasikan segenap pemikiran kita dengan penuh kejernihan dan kebeningan. 
5. Empati (empathy). Aspek ini merujuk pada sejauh mana kita bisa berempati pada pandangan dan gagasan orang lain. Dan juga sejauh mana kita memiliki keterampilan untuk bisa mendengarkan dan memahami maksud pemikiran orang lain. Kita barangkali akan bisa merajut sebuah jalinan relasi yang baik kalau saja kita semua selalu dibekali dengan rasa empati yang kuat terhadap sesama rekan kita.

Pengaruh Kecerdasan Sosial terhadap Kesuksesan 
            Sosial IQ adalah ukuran kecerdasan sosial. Sosial IQ didasarkan pada 100 titik  skala, dimana 100 adalah skor rata-rata dan 140 (di atas 140) dianggap sangat tinggi. Sosial IQ di ukur dengan teknik tanya jawab. Orang dengan sosial IQ yang rendah akan dianggap anak-anak dan belum dewasa, bahkan jika orang tersebut pun telah berumur dewasa. Cara yang baik untuk mengukur sosial IQ adalah dengan menggunakan sistem IQ dasar, disesuaikan dengan keterampilan sosial. Kebanyakan orang memiliki IQ sosial 85-115.
            Orang dengan sosial IQ di bawah 80 mungkin memiliki gangguan spektrum autisme, seperti sindrom Asperger dan skizofrenia. Orang-orang ini mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan memerlukan pelatihan keterampilan sosial atau dukungan tambahan dari spesialis jiwa.
Orang-orang ini sulit mendapatkan pekerjaan karena mereka tidak memiliki komunikasi interpersonal yang diperlukan dan keterampilan sosial untuk sukses dalam angkatan kerja. Orang-orang ini dapat bekerja dengan baik dalam pekerjaan meja kantor, pekerjaan rumah atau pekerjaan yang tidak memerlukan banyak interaksi, seperti konstruksi.
            Orang dengan sosial IQ di atas 120 dianggap sangat terampil dan menyesuaikan diri dengan baik, dan bisa bekerja dengan baik dengan pekerjaan yang melibatkan kontak langsung dan komunikasi dengan orang-orang.



Perhatikan tabel di bawah ini :
Tingkat Sosial Intelligence
Umur
120 (diatas rata-rata – sosial dewasa untuk usia)
20.4
110
18.7
100 (rata-rata)
17
90
15,3
80
13,6
70 (dibawah rata-rata)
11,9
60
10,2
50
8,5
40
6,8
30
5,1
        Penulis sains populer Daniel Goleman (2007) menyatakan adanya 2 komponen utama dalam membangun kecerdasan sosial yang baik yaitu : 
1. Kesadaran sosial. Kesadaran sosial merujuk pada spektrum yang merentang secara instan merasakan keadaan batiniah orang lain sampai memahami perasaan dan pikirannya, untuk "mendapatkan" situasi sosial yang baik meliputi :
a. Empati dasar : Suatu kemampuan untuk merasakan isyarat-isyarat nonverbal dengan orang lain dalam berinteraksi dengan orang lain. Dan kemampuan merasakan emosi orang lain berupa sebuah kemampuan jalan-rendah yang berlangsung spontan dan cepat atau muncul dan gagal dengan cepat dan otomatis.

b. Penyelarasan : Perhatian yang melampaui empati sesaat ke kahadiran yang bertahan untuk melancarkan hubungan yang baik, yaitu dengan menawarkan perhatian total kepada seseorang dan mendengarkan sepenuhnya, berusaha memahami orang lain lebih daripada menyampaikan maksud tertentu. Mendengarkan secara mendalam seperti itu kelihatannya merupakan kemampuan alamiah. Meskipun begitu, seperti halnya dengan dimensi-dimensi kecerdasan sosial lainnya orang bisa memperbaiki keterampilan penyelarasannya yang baik.

c. Ketepatan empatik : Ketepatan empatik dibangun di atas empati dasar namun menambahkan suatu pengertian lagi yaitu adanya suatu kemampuan untuk memahami pikiran, perasaan dan maksud orang lain dalam berinteraksi dengan orang lain sehingga tercipta interaksi yang baik dan harmonis.

d. Pengertian sosial : Pengertian sosial merupakan aspek keempat dari kesadaran sosial yang merupakan pengetahuan tentang bagaimana dunia sosial itu sebenarnya bekerja. Orang yang memiliki kemahiran dalam proses mental ini akan banyak mengetahui apa yang diharapkan dalam kebanyakan situasi sosial. Kemahiran sosial ini dapat dilihat pada diri mereka yang secara tepat membaca arus-arus politik dalam sebuah organisasi.

2. Fasilitas sosial, meliputi :
a. Sinkroni : Berinteraksi secara mulus pada tingkat nonverbal. Sebagai landasan fasilitas sosial, sinkroni adalah batu fondasi yang menjadi landasan di bangunnya aspek-aspek lain. Kegagalan dalam sinkroni merusak kompetensi sosial, membuat interaksi menjadi tidak selaras. Sinkroni memungkinkan kita bergerak dengan anggun melalui tarian nonverbal bersama orang lain dengan tanda-tanda sinkroni mencakup rentang interaksi yang terkonsentrasi secara harmonis, dari senyuman atau mengangguk pada waktu yang tepat untuk semata-mata mengarahkan tubuh kita pada orang lain.

b. Presentasi : Suatu kemampuan untuk menampilkan diri sendiri secara efektif untuk menghasilkan kesan yang di kehendaki. Salah satu hal yang di pandang penting dalam presentasi diri yaitu adanya kemampuan untuk "mengendalikan dan menutupi". Orang yang mahir dalam pengendalian itu merasa percaya diri dalam segala situasi sosial, memiliki kemampuan untuk bertindak yang sesuai pada tempatnya. Dengan begitu mereka dengan mudah bisa tampil tenang dan penuh kendali diri.

c. Pengaruh : Adanya suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar dapat membentuk hasil interaksi sosial yang baik. Dengan menggunakan kemampuan bicara yang hati-hati dan adanya kendali diri dan mendekati orang lain dengan perilaku profesional, tenang, dan penuh perhatian.

d. Kepedulian : Merupakan kemampuan seseorang untuk berbelas kasihan, peduli akan kebutuhan orang lain dan melakukan tindakan yang sesuai dengan hal itu. Kepedulian mendorong kita untuk mengambil tanggungjawab apa yang perlu dilakukan dengan baik dan akan menimbulkan orang-orang yang prihatin, yaitu seseorang yang paling bersedia mengambil waktu dan berusaha untuk membantu seorang koleganya. 


        Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa untuk membangun kecerdasan sosial yang baik kedua komponen di atas sangat diperlukan dan saling berhubungan.

Meningkatkan Kecerdasan Sosial 
      Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan sosial, diantaranya :
1. Tubuh dapat berbicara lebih banyak dari kata-kata.
2. Tubuh dirancang untuk berkomunikasi dengan orang lain.
3. 55% makna yang akan disampaikan dalam aktivitas tercermin pada sikap fisik.
4. Tanpa kata-kata tubuh dapat mengkomunikasikan apakah seseorang sedang sedih, senang, marah, kecewa, bahagia, malu, takut, khawatir, gugup, antusias, percaya diri, dan lain-lain.
5. Mendengarkan aktif.

          Salah satu hal terpenting dalam kecerdasan sosial adalah selalu mau secara ikhlas untuk memahami semua tantangan komunikasi sosial sebelum mengeluarkan pendapat atau ide untuk kepentingan kehidupan sosial. Kecerdasan sosial akan menuntun diri untuk menjadi orang bijak yang cerdas memahami orang lain, serta selalu hidup dengan persepsi positif terhadap semua warna kehidupan di sekitarnya.


REFERENSI :
- http://www.dakwatuna.com/2011/08/14212/kecerdasan-sosial/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar